tag:blogger.com,1999:blog-59862159461079095992023-11-16T14:46:27.221+07:00GEOLOGI TEKNIKBerita dan informasi tentang Geologi Teknik (Engineering Geology)sofanhadihttp://www.blogger.com/profile/14411896945157718759noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-5986215946107909599.post-2468618271021629652013-01-10T18:01:00.001+07:002013-02-12T11:57:22.268+07:00BATUAN DAN STRATIGRAFI<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Batuan adalah <span style="line-height: 22px; text-align: justify;">material padat yang terdiri dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk secara alami. </span><span style="background-color: white; line-height: 19px; text-align: justify;">Umumnya batuan bersifat heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral). Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusunnya, sedangkan struktur batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari permukaan). </span></span></div>
<span style="line-height: 22px; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="line-height: 22px; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Berdasarkan tekstur dan cara pembentukannya, batuan dibagi menjadi 3 yaitu :</span></span><br />
<ul>
<li><span style="line-height: 22px;"><span style="font-family: inherit;">Batuan Beku</span></span></li>
<li><span style="line-height: 22px;"><span style="font-family: inherit;">Batuan Sedimen</span></span></li>
<li><span style="line-height: 22px;"><span style="font-family: inherit;">Batuan Metamorf</span></span></li>
</ul>
<div>
<span style="line-height: 22px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXAXmURfHD-cH6xPI7E0intyWlLx_xnArau7HliFiHbmOuMeLuQ16D_M9LWcVnhvWeVpX6bUoZ47vZ7Kn7aeAaUAm781Jyie43QFNWXHnK9XFV_s9OObeWMjH9b9mnPYeD1P3q5gqNM-Q/s1600/BATUAN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXAXmURfHD-cH6xPI7E0intyWlLx_xnArau7HliFiHbmOuMeLuQ16D_M9LWcVnhvWeVpX6bUoZ47vZ7Kn7aeAaUAm781Jyie43QFNWXHnK9XFV_s9OObeWMjH9b9mnPYeD1P3q5gqNM-Q/s400/BATUAN.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="line-height: 22px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
</div>
<h3>
<span style="line-height: 22px;"><span style="font-family: inherit;"><u>Batuan Beku</u></span></span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 22px;">Batuan beku </span><span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">adalah jenis </span>batuan<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> yang terbentuk dari </span>magma<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses </span>kristalisasi<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">, baik di bawah permukaan sebagai batuan </span>intrusif<span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;"> (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan </span>ekstrusif <span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">(vulkanik).</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<h4>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genetik</span></span></h4>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><span style="font-family: inherit;">Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<h4>
<span style="line-height: 18px;"><span style="font-family: inherit;">1. Batuan Beku Intrusif</span></span></h4>
<span style="line-height: 18px;">Batuan ini terbentuk di bawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik tertentu seperti : pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.</span><br />
<span style="line-height: 18px;"><br /></span>
<span style="line-height: 18px;">Batuan beku <b>diskordan </b>terjadi jika struktur tubuh batuan beku memotong lapisan batuan di sekitarnya, contohnya antara lain :</span><br />
<ul>
<li><b style="line-height: 18px;"><i>Batholith</i></b><span style="line-height: 18px;">, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat besar > 100 km2 dan membeku pada lokasi yang dalam.</span></li>
<li><b><i>Stock</i></b>, seperti batholith, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholith, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholith atau bagian atas batholith.</li>
<li><b><i>Dike</i></b>, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.</li>
<li><b><i>Volkanic neck</i></b>, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang akan terlihat bentuknya silindris dan menonjol dibandingkan topografi sekitarnya.</li>
</ul>
<br />
Batuan beku <b>konkordan </b>mempunyai bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya, contohnya antara lain :<br />
<ul>
<li><b><i>Sill</i></b>, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.</li>
<li><b><i>Laccolith</i></b>, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapat tersingkap di permukaan.</li>
<li><b><i>Lopolith</i></b>, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.</li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9on_m_OqOsvM9Zc_yOezuawKMgKg_R6IaU75xz3184PA8A4EK4cNp0FnuL5HpakP5xHHOd84pCi_sj7FaF3or0CooddWONWXQCqtrxh-5CiK2u67BzAU9RN1v4dpeVT76La-o0DbJjbU/s1600/PEMBENTUKAN+BATUAN+BEKU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="295" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9on_m_OqOsvM9Zc_yOezuawKMgKg_R6IaU75xz3184PA8A4EK4cNp0FnuL5HpakP5xHHOd84pCi_sj7FaF3or0CooddWONWXQCqtrxh-5CiK2u67BzAU9RN1v4dpeVT76La-o0DbJjbU/s400/PEMBENTUKAN+BATUAN+BEKU.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Genesa Batuan Beku</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<h4>
<span style="line-height: 18px;"><span style="font-family: inherit;">2. Batuan Beku Ekstrusif</span></span></h4>
<span style="line-height: 18px;">Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya :</span><br />
<ul>
<li><span style="line-height: 18px;"><b><i>Masif</i></b>, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.</span></li>
<li><b style="line-height: 18px;"><i>Sheeting joint</i></b><span style="line-height: 18px;">, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (<i>hand speciment sample</i>)</span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><b><i>Columnar joint</i></b>, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.</span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><b><i>Pillow lava</i></b> atau lava bantal, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini akibat proses pembekuan terjadi pada lingkungan air atau laut. </span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><b><i>Vesicular</i></b>, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. </span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><b><i>Amigdaloidal</i></b>, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral-mineral sekunder biasanya mineral silikat dan karbonat seperti kalsit, kuarsa atau zeolit. </span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><b><i>Struktur aliran</i></b>, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<h4>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Senyawa Kimia</span></span></h4>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 19.1875px;">Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, seperti SiO2. Persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral. </span><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">Berdasarkan komposisi kimia atau kandungan silika (</span></span><span style="background-color: white; line-height: 17px; text-align: start;">SiO</span><sub style="background-color: white; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">2</sub><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 19.1875px;">) batuan beku dikelompokkan menjadi 4 yaitu :</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="line-height: 19.1875px;"><span style="background-color: white; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;"><b>Batuan beku asam</b>, apabila kandungan <span style="line-height: 17px;">SiO</span><sub style="line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">2</sub> lebih dari 66%. Contohnya adalah granit dan riolit. </span></span></span></li>
<li><span style="line-height: 19.1875px;"><span style="background-color: white; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;"><b>Batuan beku intermedier</b>, apabila kandungan <span style="line-height: 17px;">SiO</span><sub style="line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">2</sub> antara 52% - 66%. Contohnya adalah andesit dan diorit. </span></span></span></li>
<li><span style="line-height: 19.1875px;"><span style="background-color: white; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;"><b>Batuan beku basa</b>, apabila kandungan <span style="line-height: 17px;">SiO</span><sub style="line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">2</sub> antara 45% - 52%. Contohnya adalah gabro dan basalt.</span></span></span></li>
<li><span style="line-height: 19.1875px;"><span style="background-color: white; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;"><b>Batuan beku ultra basa</b>, apabila kandungan <span style="line-height: 17px;">SiO</span><sub style="line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">2</sub> kurang dari 45%. Contohnya adalah peridotit dan dunit.</span></span></span></li>
</ul>
<div style="text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 19.1875px;">Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 19.1875px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 19.1875px;"><br /></span></div>
<h4>
<span style="line-height: 19.1875px;">Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Susunan Mineralogi</span></h4>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 19.1875px;">Klasifikasi ini sering digunakan, karena relatif lebih mudah dapat dilihat dengan kasat mata, klasifikasi ini didasarkan kepada susunan mineral dipadukan dengan tekstur. Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur lebih dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan daripada berdasarkan komposisi kimia. Tekstur batuan beku mengambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 19.1875px;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: start;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJkyQKIg_io_6_mlZebiaAQ4XWViOUxDL4DZiO-KXPiTuvOxaLTGaFDAWG9I0CsM36g_9oUwZl1PHY0XP4MiDfLFi1DrFSR8ADydvT4Yt86Euy1heZkzab9_Osw0V73Mou_3k0_pZh2AI/s1600/MINERALOGI+BATUAN+BEKU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJkyQKIg_io_6_mlZebiaAQ4XWViOUxDL4DZiO-KXPiTuvOxaLTGaFDAWG9I0CsM36g_9oUwZl1PHY0XP4MiDfLFi1DrFSR8ADydvT4Yt86Euy1heZkzab9_Osw0V73Mou_3k0_pZh2AI/s400/MINERALOGI+BATUAN+BEKU.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mineralogi Batuan Beku</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 19.1875px;">Pada gambar diatas diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau fanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfer. Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. </span><br />
<span style="font-family: inherit; line-height: 19.1875px;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; line-height: 19.1875px;">Jadi gabro dan basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan granit dan riolit atau diorit dan andesit. Granit dan diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan riolit dan andesit, halus. Basalt dan andesit adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung berapi, sebagai hasil pembekuan lava.</span><br />
<span style="font-family: inherit; line-height: 19.1875px;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWRw-fvVK2TQikpaZXx039QJ-pCv44Q8l2uN9yH_48GGV1sCD0N-hr5QbFzSknGTCMuUgxod9siLEqVJIhiIp_jtVNGk7hf99fMqJdTraQrgMeNllUD013jekwNqVh3K3h-G6q_B13REQ/s1600/BATUAN+BEKU+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWRw-fvVK2TQikpaZXx039QJ-pCv44Q8l2uN9yH_48GGV1sCD0N-hr5QbFzSknGTCMuUgxod9siLEqVJIhiIp_jtVNGk7hf99fMqJdTraQrgMeNllUD013jekwNqVh3K3h-G6q_B13REQ/s400/BATUAN+BEKU+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<h3>
<u>
Batuan Sedimen</u></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1995).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Batuan sedimen terbentuk dari hasil pengendapan (sedimentasi) yang kemudian mengalami pembatuan (litifikasi) dan diagenesa. Jenis batuan umum seperti batu gamping, batu pasir, dan batu lempung, termasuk dalam batuan sedimen. Batuan sedimen menempati 75% dari luas bumi. Berdasarkan teksturnya dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<h4>
Batuan Sedimen Klastik</h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil perombakan dari batuan yang sudah ada. Proses perombakan itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<h4>
Proses Pembentukan Batuan Sedimen Klastik</h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Proses pembentukan batuan sedimen klastik melalui tahapan sebagai berikut :</div>
<ol>
<li><b><i>Weathering</i> </b>(pelapukan), adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. </li>
<li><i><b>Erosion & Transportation</b></i> (erosi dan transportasi), adalah proses perpindahan partikel batuan (butiran-butiran) dari sumbernya dengan media air, angin, atau gletser.</li>
<li><b><i>Deposition</i> </b>(deposisi), adalah proses pengendapan butir-butir batuan di permukaan bumi sehingga membentuk lapisan sedimen</li>
<li><b><i>Compaction</i> </b>(kompaksi), adalah proses termampatnya butir sedimen satu dengan yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya. Volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir menjadi lebih rapat.</li>
<li><b><i>Lithification</i> </b>(litifikasi), adalah proses pembatuan atau sementasi lapisan material sedimen sehingga membentuk batuan sedimen</li>
<li><b><i>Diagenesis</i> </b>(diagenesa), adalah proses perubahan material sedimen yang belum terkonsolidasi menjadi batuan sedimen yang koheren</li>
</ol>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl5HpS-aBwCP53_KKFEFJg-I0G6deJ4lyZxfhWuO4aHFInmzGI2f8UEvrzCxpthEhMVcbelevqzv40tuvkbR40jkwR_jSrUnoDF1uUZMKKGZob8nFlMUU5m_UGXS79inkdCVzrbhwcvF8/s1600/rockcycle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl5HpS-aBwCP53_KKFEFJg-I0G6deJ4lyZxfhWuO4aHFInmzGI2f8UEvrzCxpthEhMVcbelevqzv40tuvkbR40jkwR_jSrUnoDF1uUZMKKGZob8nFlMUU5m_UGXS79inkdCVzrbhwcvF8/s400/rockcycle.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Siklus Pembentukan Batuan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<h4>
Tekstur Batuan Sedimen Klastik</h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tekstur adalah hubungan antar butir dari mineral yang membentuk suatu batuan. Tekstur terdiri dari komponen ukuran besar butir (<i>grain size</i>), derajat kebundaran (<i>roundness</i>), derajat pemilahan (<i>sorting</i>), kemas (<i>fabric</i>), fragmen, matrik, dan semen.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>1. Ukuran Besar Butir</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Ukuran besar butir (partikel, butir, fragmen), adalah faktor pembeda yang utama pada batuan sedimen klastik</li>
<li>Ukuran yang dimaksud adalah diameter dari butir-butir batuan</li>
</ul>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimoudetxx0gYfc1Kbhu04UHndZ-q3jFDBsaegbE3PX2tav7AmzyBsp-lG-aK33mrpgi_w0AxVG850UyRWIhVoAhKQNgvBir8rDdItcB01KaC7ikJUQOOY5h5uydurYd4DjQ67rDFHxLyI/s1600/GRAIN+SIZE.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimoudetxx0gYfc1Kbhu04UHndZ-q3jFDBsaegbE3PX2tav7AmzyBsp-lG-aK33mrpgi_w0AxVG850UyRWIhVoAhKQNgvBir8rDdItcB01KaC7ikJUQOOY5h5uydurYd4DjQ67rDFHxLyI/s400/GRAIN+SIZE.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ukuran Besar Butir</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<b>2. Derajat Kebundaran</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Derajat kebundaran berbeda dengan derajat kebulatan</li>
<li>Derajat kebundaran (<i>roundness</i>) adalah derajat kebundaran bagian pinggiran dari fragmen</li>
<li>Derajat kebulatan (<i>sphericity</i>) adalah derajat kemiripan bentuk fragmen dengan bentuk bola</li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0hPb95rSU7udpQfMBALR_Ob0VPlb-kA7L3EOKALcdc717uBhKE_iqv4EMmuvTso49W7svzWHYOSVjKfKhYrWATBpxJKOZEuoQSAMsopxlhuPYBYPQNadSz-ONbdmYdcmdsWRGo-OuqUY/s1600/ROUNDNESS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0hPb95rSU7udpQfMBALR_Ob0VPlb-kA7L3EOKALcdc717uBhKE_iqv4EMmuvTso49W7svzWHYOSVjKfKhYrWATBpxJKOZEuoQSAMsopxlhuPYBYPQNadSz-ONbdmYdcmdsWRGo-OuqUY/s400/ROUNDNESS.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Roundness vs Spericity</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<b>3. Derajat Pemilahan</b><br />
<ul>
<li>Pemilahan adalah derajat kesamaan ukuran partikel</li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGK44qXe6lY11WphWUoDkYhnNJ-8VWz4PoKywPUlvkoMe_wgcPTwc7LdTChb9EiYRQ5Xp0BMdZxOUddAWRGTOo5bjR10miGE3I5BXvL_LeYfQdWV3HUiwAtxHw15exUFODoq1HQKjeDEo/s1600/KEMAS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="116" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGK44qXe6lY11WphWUoDkYhnNJ-8VWz4PoKywPUlvkoMe_wgcPTwc7LdTChb9EiYRQ5Xp0BMdZxOUddAWRGTOo5bjR10miGE3I5BXvL_LeYfQdWV3HUiwAtxHw15exUFODoq1HQKjeDEo/s400/KEMAS.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemilahan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>4. Kemas</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Kemas menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan sedimen</li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRBRc38SdD1cZSoQ6LYvahyphenhyphenEB7Sc-ncU-bMrpuVGJjUqJzbXasN9dHF3Qxkx4iDrwXaZvfXYk4beFqQr3Igf5c6i-sTakfDjU_jPSBZF2d9NOQ2WmTqWrYwims88K_oOKPybLw5i0w_us/s1600/KEMAS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRBRc38SdD1cZSoQ6LYvahyphenhyphenEB7Sc-ncU-bMrpuVGJjUqJzbXasN9dHF3Qxkx4iDrwXaZvfXYk4beFqQr3Igf5c6i-sTakfDjU_jPSBZF2d9NOQ2WmTqWrYwims88K_oOKPybLw5i0w_us/s400/KEMAS.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kemas Terbuka dan Kemas Tertutup</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>5. Fragmen, matrik, dan semen</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Semen yang umumnya ditemukan pada batuan sedimen adalah kalsit, hematit, dan silika.</li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZkpNhFCbzRoweNJWtji-4HPnvsS4VHv48MYdXSbUjtgmRDQp4YpimtxH-vFfO_vSoS_SyKr0i490PWb_6q1cx-jEaYW9GoUsubOuWbN79ip_Y_c9q-a5uBjJII8R48KMtXatIk5486Ao/s1600/FRAGMEN+-+MATRIK+-+SEMEN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZkpNhFCbzRoweNJWtji-4HPnvsS4VHv48MYdXSbUjtgmRDQp4YpimtxH-vFfO_vSoS_SyKr0i490PWb_6q1cx-jEaYW9GoUsubOuWbN79ip_Y_c9q-a5uBjJII8R48KMtXatIk5486Ao/s1600/FRAGMEN+-+MATRIK+-+SEMEN.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sand = Fragmen; Silt = Matrik; Clay = Semen</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<h4>
Batuan Sedimen Non Klastik</h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya <span style="background-color: white; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">CaO + CO</span><sub style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 10px; height: 0px; line-height: 1; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; top: 0.5ex; vertical-align: baseline;">2</sub><span style="background-color: white; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> --> CaCO</span><sub style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 10px; height: 0px; line-height: 1; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; top: 0.5ex; vertical-align: baseline;">3.</sub> Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Berdasarkan komposisinya batuan sedimen non klastik dibagi 2, yaitu :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><b>Batuan Karbonat</b>, komposisi utama batuan ini adalah batu gamping dan batuan serumpun lainnya.</li>
<li><b>Batuan Non Karbonat</b>, antara lain adalah :</li>
</ol>
<ul><ul>
<li>Batu api (<i>flint</i>) dan rijang (<i>chert</i>), berbentuk nodular atau terbungkus silika</li>
<li>Batu bara (<i>coal</i>) dan lignit, pembatuan dari material gambut dan tanaman</li>
<li>Bijih besi (<i>ironstone</i>), batu sedimen yang kaya zat besi, pasir, lempung atau tekstur oolite lainnya</li>
<li>Batu garam (<i>salt</i>) dan gipsum, batuan mineral tunggal atau kristalin yang diendapkan dari hasil evaporasi air laut</li>
</ul>
</ul>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<h3>
<u>
Batuan Metamorf</u></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah kelompok batuan hasil ubahan atau transformasi baik secara fisik maupun kimia dari tipe batuan lain yang sudah ada (protolith). Protolith atau batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf yang lebih tua. Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, serta waktu yang lama. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Contoh batuan asal dan hasil ubahannya antara lain adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Komposisi mineral batuan asal</li>
<li>Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme</li>
<li>Pengaruh gaya tektonik</li>
<li>Pengaruh fluida</li>
</ul>
<div>
Batuan metamorf berdasarkan proses terjadinya dibagi menjadi 3, yaitu :</div>
<div>
<ol>
<li><b>Batuan Metamorf Kontak</b>, adalah batuan yang mengalami perubahan akibat suhu yang sangat tinggi (akibat dari aktifitas magma). Suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak antara batuan asal dengan magma (intrusi) dengan lebar 2 - 3 km. Contoh metamorfisme kontak adalah batu gamping menjadi marmer.</li>
<li><b>Batuan Metamorf Dinamik</b>, adalah batuan yang mengalami perubahan akibat adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Batuan ini banyak dijumpai di daerah lipatan dan patahan. Metamorfisme terjadi akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan. Contoh metamorfisme dinamik adalah batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).</li>
<li><b>Batuan Metamorf Regional</b>, adalah batuan yang mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya gas-gas yang ada pada magma. Metamorfisme terjadi oleh kenaikan tekanan dan suhu yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas mencapai ribuan km. Metamorfisme ini terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif bila diikuti oleh orogenesa. Contoh metamorfisme ini adalah kuarsa dengan gas fluorium menjadi topas.</li>
</ol>
<h4>
Tekstur Batuan Metamorf</h4>
</div>
<div>
Tekstur dalam batuan metamorf menyangkut masalah rekristalisasi mineral yang dipengaruhi temperatur atau suhu yang terjadi pada saat metamorfosis. Tekstur pada batuan metamorf dicerminkan oleh ukuran dan bentuk butiran penyusunnya. Tekstur batuan metamorf dibedakan menjadi :</div>
<div>
<ol>
<li><b>Tekstur Kristaloblastik</b>, dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru.</li>
<li><b>Tekstur Palimpset</b>, dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati.</li>
</ol>
</div>
Macam-macam tekstur kristaloblastik :<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><b>Lepidoblastik</b>, terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misal mineral mika (muskovit, biotit).</li>
<li><b>Nematoblastik</b>, terdiri dari mineral-mineral prismatik, misal mineral plagioklas, k-feldspar, dan piroksen.</li>
<li><b>Granoblastik</b>, terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.</li>
<li><b>Porfiroblastik</b>, tekstur pada batuan metamorf dimana suatu kristal besar (fenokris) tertanam pada masa dasar yang relatif halus.</li>
<li><b>Idioblastik</b>, tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk euhedral.</li>
<li><b>Xenoblastik</b>, tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk anhedral.</li>
</ul>
<div>
Macam-macam tekstur palimpset :</div>
<div>
<ul>
<li><b>Blastoporfiritik</b>, tektur yang memperlihatkan batuan asal porfiritik</li>
<li><b>Blastopsefit</b>, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir</li>
<li><b>Blastopsamit</b>, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya sama dengan pasir</li>
<li><b>Blastopellit</b>, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung</li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<h4>
Struktur Batuan Metamorf</h4>
</div>
<div>
Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut (Jackson, 1970). Struktur batuan juga meliputi susunan bagian masa batuan termasuk hubungan geometrik antar bagian serta bentuk dan kenampakan bagian-bagian tersebut. Secara umum struktur batuan metamorf dibedakan menjadi 2, yaitu :</div>
<div>
<ol>
<li><b>Struktur Foliasi</b>, struktur paralel yang dibentuk oleh mineral pipih/mineral prismatik, sering terjadi pada metamorfosa regional.</li>
<li><b>Struktur Non Foliasi</b>, struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran granular, sering terjadi pada metamorfosa kontak.</li>
</ol>
<div>
Beberapa struktur foliasi yang umum ditemukan :</div>
</div>
<div>
<ul>
<li><b><i>Slaty cleavage</i></b>, struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut <i>slate </i>(batusabak)</li>
<li><b><i>Phylitic</i></b>, rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya disebut <i>phyllite </i>(filit)</li>
<li><b><i>Schistose</i></b>, struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan <i>close schistosity</i>, batuannya disebut <i>schist </i>(sekis)</li>
<li><b><i>Gneisose</i></b>, struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan <i>open schistosity</i>, batuannya disebut gneis</li>
</ul>
<div>
<br /></div>
</div>
<div>
Beberapa struktur non foliasi yang umum ditemukan :</div>
<div>
<ul>
<li><b><i>Granulose</i></b>, struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular</li>
<li><b><i>Hornfelsik</i></b>, struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan equigranular, tidak terorientasi khusus akibat metomorfosa kontak, batuannya disebut <i>hornfels</i></li>
<li><b><i>Cataclastic</i></b>, struktur non foliasi yangdibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi, terjadi akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut <i>cataclasite </i>(kataklasit)</li>
<li><b><i>Mylonitic</i></b>, sruktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekanikpada metomorfosa kataklastik, menunjukkan goresan-goresan akibat penggerusan yang kuat dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya disebut <i>mylonite </i>(milonit)</li>
<li><b><i>Phyllonitic</i></b>, gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukkan kilap silky, batuannya disebut <i>phyllonite </i>(filonit)</li>
</ul>
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">
<b><i>To be continued....</i></b></div>
</div>
</div>
</div>
sofanhadihttp://www.blogger.com/profile/14411896945157718759noreply@blogger.com4Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.716652 106.19972500000004 -5.706436 107.49061900000005tag:blogger.com,1999:blog-5986215946107909599.post-84330494264985078782013-01-08T17:54:00.001+07:002013-01-11T08:41:45.101+07:00GEOLOGI TEKNIK<div style="text-align: justify;">
<h3>
</h3>
<h3>
</h3>
<h3>
Definisi Geologi Teknik</h3>
<br />
Geologi Teknik (<i>Engineering Geology</i>) adalah aplikasi ilmu geologi dalam praktek rekayasa enjiniring (<i>engineering practice</i>) yang bertujuan memastikan faktor-faktor geologi yang mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi dan perawatan enjiniring telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang.<br />
<br />
<br />
<h3>
Sejarah dan Perkembangan Geologi Teknik</h3>
<br />
Ilmu geologi modern sudah ada sejak abad ke-18, namun ilmu dan praktek Geologi Teknik (<i>Engineering Geology</i>) belum diakui sebagai suatu disiplin ilmu sampai akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Buku pertama berjudul <i>"Engineering Geology" </i>diterbitkan tahun 1880 oleh William Penning. Pada tahun 1925, Karl Terzaghi, seorang ahli teknik dan geologi dari Austria, menerbitkan buku pertama tentang mekanika tanah dalam bahasa Jerman <i>"Erdbaumechanik"</i>. Terzaghi yang dikenal sebagai Bapak Mekanika Tanah, memiliki minat besar di bidang geologi dan menganggap mekanika tanah sebagai bagian dari ilmu Geologi Teknik.<br />
<br />
Kebutuhan ahli Geologi Teknik mendapat perhatian dunia pada tahun 1928 pada saat gagalnya Bendungan St. Francis di California yang menyebabkan hilangnya 426 nyawa. Beberapa kegagalan pekerjaan rekayasa enjiniring pada tahun-tahun berikutnya juga mendorong peningkatan kebutuhan ahli Geologi Teknik untuk bekerja pada proyek-proyek rekayasa berskala besar.<br />
<br />
<br />
<h3>
Ruang Lingkup Geologi Teknik</h3>
<br />
Dalam proyek rekayasa enjiniring, ahli Geologi Teknik menyelidiki dan memberikan rekomendasi geologi dan geoteknik, analisis, dan desain yang berhubungan dengan proyek terkait. Studi Geologi Teknik dapat dilakukan sejak tahap perencanaan, saat enjiniring desain, saat konstruksi dan pasca konstruksi. Pekerjaan yang dilakukan ahli Geologi Teknik meliputi penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat material, pergerakan tanah dan stabilitas lereng, erosi, banjir, pengeringan, investigasi seismik, dan sebagainya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRwgy-UYrDXq-bvMsBm9rAKcxG57AyPokRBGLWqID8KqWp7LPPAg_E3K8ibPTZU2xniQQwixSojbG-FUBH4x1h5_N8_NDDNIft5ouPEiexKSalaFDmBe3lhG68-tUwBs8gIL7Y0u8MtYI/s1600/ENGINEERING+GEOLOGY.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRwgy-UYrDXq-bvMsBm9rAKcxG57AyPokRBGLWqID8KqWp7LPPAg_E3K8ibPTZU2xniQQwixSojbG-FUBH4x1h5_N8_NDDNIft5ouPEiexKSalaFDmBe3lhG68-tUwBs8gIL7Y0u8MtYI/s320/ENGINEERING+GEOLOGY.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Ruang Lingkup Geologi Teknik<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<h3>
Referensi Geologi Teknik</h3>
</div>
<br />
Berikut beberapa referensi buku tentang Geologi Teknik (<i>Engineering Geology</i>) yang bisa diunduh secara gratis :<br />
<br />
<h4>
<ul style="font-weight: normal;">
<li>Blyth and Freitas, 1984, <i><a href="http://www.4shared.com/office/JaNhchna/A_GEOLOGY_FOR_ENGINEERS_-_BLYT.html" target="_blank">A Geology for Engineers</a></i>, 7th Edition, Great Britain, Elsevier</li>
</ul>
<ul style="font-weight: normal;">
<li>Bell, F.G. 2007, <i><a href="http://www.4shared.com/office/lwLDpyst/ENGINEERING_GEOLOGY_-_FG_BELL.html" target="_blank">Engineering Geology</a></i>, 2nd Edition, Great Britain, Elsevier</li>
</ul>
<ul style="font-weight: normal;">
<li>Price, D.G. 2009, <i><a href="http://www.4shared.com/office/u0umNzqP/ENGINEERING_GEOLOGY_-_GEORGE_P.html" target="_blank">Engineering Geology : Principles and Practice</a></i>, London, Springer</li>
</ul>
<ul style="font-weight: normal;">
<li>Waltham, T. 2009, <i><a href="http://www.4shared.com/office/21NZHm6x/FOUNDATIONS_OF_ENGINEERING_GEO.html" target="_blank">Foundations of Engineering Geology</a></i>, 3rd Edition, New York, Taylor & Francis</li>
</ul>
<br />
</h4>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
sofanhadihttp://www.blogger.com/profile/14411896945157718759noreply@blogger.com9Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.716652 106.19972500000004 -5.706436 107.49061900000005